Pintu SurgaMU - Kemitraan Aksi Diabetes (AoD) memberi beberapa panduan bagi penderita diabetes yang akan menunaikan ibadah haji.
Seperti
dilansir
The Peninsula, Rabu (9/10), jamaah haji harus berkonsultasi
dengan dokter sebelum berangkat. Kebanyakan penderita diabetes berusia
di atas 40 tahun harus menjalani pemeriksaan jantung untuk memastikan
mereka cukup fit.
Penderita diabetes dengan kondisi kesehatan
tidak stabil disarankan menunda perjalanan hingga kondisinya stabil.
Mereka juga diharuskan membawa sebuah kartu berbahasa Arab dan Inggris
berisi informasi mengenai kondisi kesehatan, pengobatan, dosis, alamat
dan nomor telepon kerabat atau teman dekat untuk mengantisipasi terjadi
komplikasi saat beribadah.
Setelah sampai di
Makkah, jamaah haji
harus menghindari tempat terbuka yang terekspos sinar matahari untuk
menghindari serangan panas. Ketika menjalankan ritual ibadah haji,
bawalah payung dan usahakan tidak berjalan kaki tanpa alas kaki.
Rasa
kebas di kaki karena diabetes bisa sangat berbahaya karena kaki bisa
terbakar tanpa disadari. Hal ini bisa menyebabkan infeksi serius.
Penderita diabetes sebaiknya melaksanakan tawaf dan sa'i ketika malam
hari.
Sangat penting untuk mengonsumsi air yang banyak secara
teratur setiap hari. Jamaah harus membawa permen, gula atau kurma untuk
dimakan ketika kadar gula darah turun.
Jamaah penderita diabetes
juga harus selalu ditemani orang yang mengetahui kondisi mereka dan
bisa diandalkan. Untuk menghindari hipoglikemia, penting untuk memeriksa
kadar glukosa darah dan urin secara teratur selama haji.
Penderita diabetes tidak diperkenankan berpuasa. Jika memang harus, puasa sebaiknya dilakukan setelah pulang ke rumah.