Pintu SurgaMU - Sejumlah firman Allah SWT dan sabda Rasulullah SAW menjelaskan alangkah
kejinya menghilangkan nyawa orang lain dengan sengaja dan tanpa hak.
Sebagai buktinya sebut saja Syamsuddin adz-Dzahabi dalam bukunya
Al-Kabaair
yang menghimpun 75 dosa besar, memosisikan menghilangkan nyawa orang
(membunuh) pada urutan nomor dua setelah menyekutukan Allah.
Allah berfirman, “Dan
barang siapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya
Jahanam, dia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya dan mengutuknya
serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS an-Nisaa [4] : 93).
Firman lainnya, “Dan
orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan
tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan
alasan yang benar dan tidak berzina. Barang siapa melakukan yang
demikian itu niscaya dia mendapat (pembalasan) dosanya; (yakni) akan
dilipatgandakan azab untuknya pada Hari Kiamat dan dia kekal dalam azab
itu, dalam keadaan terhina; kecuali orang-orang yang bertobat, beriman,
dan mengerjakan amal saleh, maka itu kejahatan mereka diganti Allah
dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS al-Fuqaan [25] : 68 – 70).
Allah pun berfirman, “Oleh
karena itu, Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil: barang siapa
membunuh seorang manusia bukan karena orang itu membunuh orang lain atau
bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa memelihara kehidupan
seorang manusia maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia
semuanya.” (QS al-Maaidah [5] : 32).
Rasulullah bersabda, “Jauhilah
oleh kalian tujuh macam dosa besar, yaitu (di antaranya) membunuh orang
lain yang diharamkan oleh Allah, kecuali dengan alasan yang hak.” (HR Bukhari dan Muslim).
Hadis lain menyatakan, “Janganlah kalian menjadi kafir sepeninggalku dengan cara (kalian) membunuh sebagian yang lain.” (HR Bukhari dan Muslim).
Beliau juga bersabda, “Barang
siapa membunuh seorang mu’ahid maka dia tidak akan dapat mencium aroma
surga. Padahal, aromanya itu dapat tercium sejauh 40 tahun perjalanan.” (HR Bukhari).
Menyimak
beberapa ayat dan hadis tersebut, jelaslah menghilangkan nyawa orang
lain dengan sengaja dan tanpa hak itu sangat besar risikonya.
Apabila
ada di antara kita yang melakukan pelanggaran ini, niscaya akan
mendapatkan laknat Allah dan di akhirat akan mendapatkan azab yang
sangat pedih.
Dalam sebuah hadis sahih dari Abu Sa’id al-Khudri, Rasulullah pernah mengisahkan sebuah kejadian menarik. Dahulu kala, ujar Rasulullah, ada seorang yang pernah menghilangkan 99 nyawa sesamanya. Suatu hari dia menyesali perbuatannya dan bertekad bertobat.
Lalu,
dia mencari informasi ke sana kemari kalau-kalau ada orang alim yang
sekiranya bisa memberinya jalan ke luar. Kala itu dia diberitahu, di
suatu tempat ada seorang ahli ibadah (rahib).
Tanpa membuang-buang waktu dia segera mendatanginya dan menceritakan semuanya, dia pernah membunuh 99 orang tidak berdosa.
Dia bertanya, “Masihkah pintu tobat terbuka bagi diriku?” Rahib menjawab, “Tidak. Kamu sudah terlambat.’’
Mendengar
jawaban tersebut dia pun kesal dan serta-merta membunuh Rahib. Alhasil,
dia telah membunuh 100 orang. Dia punkembali mencari informasi lainnya,
siapa tahu ada orang yang lebih alim. Ternyata ada.
Orang itu pun segera menemuinya dan menceritakan semuanya seperti halnya kepada Rahib. Kata orang itu dengan bijak, “Bagimu masih terbuka pintu tobat”. Akan tetapi, orang itu harus hijrah ke negeri yang kebanyakan penduduknya berakhlak terpuji.
Dia
juga diminta tidak kembali ke negerinya karena di sana kebanyakan
penduduknya berakhlak tercela. Singkat cerita dia pun berangkat menuju
negeri yang ditunjukkan. Namun, dia menemui ajalnya di perjalanan.
Konon,
dua malaikat, yakni malaikat rahmat dan malaikat azab, berdebat tentang
status orang tersebut. Karena tiap-tiap malaikat memegang teguh
pendiriannya maka persoalan seakan-akan menemui jalan buntu.
Hingga
akhirnya datanglah malaikat ketiga yang mengusulkan untuk mengukur
jarak yang sudah ditempuh orang itu. Kalau lebih dekat dengan negeri
yang dituju, itulah untuknya. Setelah diukur ternyata lebih dekat ke
negeri yang ditujunya. Maka, dibawalah roh dia oleh malaikat rahmat.